Iklan



Iklan



,

Menu Utama

Iklan

Segini Nilai Utang Luar Negeri Indonesia yang Terbaru

Andika Arya
, Jumat, April 18, 2025 WIB Last Updated 2025-04-18T01:33:55Z

Ilustrasi

KABARSINJAI.COM - Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2025, di tengah dinamika ekonomi global dan penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk Rupiah. Total ULN Indonesia tercatat sebesar USD 427,2 miliar, turun dibandingkan posisi Januari 2025 yang sebesar USD 427,9 miliar.


Meski mengalami penurunan bulanan, secara tahunan ULN Indonesia tetap tumbuh sebesar 4,7 persen year-on-year (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 5,3 persen yoy pada Januari 2025. 


Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa perkembangan ini terjadi akibat perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik serta kontraksi ULN sektor swasta. 


“Posisi ULN Februari 2025 juga dipengaruhi oleh penguatan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah,” jelas Ramdan dalam keterangannya, Kamis (17/4) dilansir daei JPNN. 


ULN pemerintah pada Februari 2025 tercatat sebesar USD 204,7 miliar, sedikit menurun dari USD 204,8 miliar pada Januari 2025. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 5,1 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 5,3 persen (yoy) pada Januari.


Perubahan posisi ULN pemerintah ini terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden dari Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain, seiring dengan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.


Ramdan menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas, dengan memenuhi kewajiban pembayaran utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN dengan prinsip kehati-hatian dan efisiensi untuk mendapatkan pembiayaan optimal.


“Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung belanja pemerintah dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.


Sementara itu, ULN swasta tetap mengalami kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada Februari 2025 tercatat stabil di angka USD 194,8 miliar. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi sebesar 1,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada Januari yang tercatat 1,3 persen (yoy).


Perkembangan ULN swasta ini terjadi baik pada lembaga keuangan (financial corporations) maupun perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang masing-masing mengalami kontraksi 2,2 persen (yoy) dan 1,5 persen (yoy).


Secara sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan energi, serta pertambangan dan penggalian, yang mencakup 79,6 persen dari total ULN swasta.


“ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5 persen dari total ULN swasta,” tambah Ramdan.


BI menyampaikan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditopang oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang. Hal ini terlihat dari penurunan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 30,2 persen, lebih rendah dibandingkan 30,3 persen pada Januari 2025. ULN jangka panjang masih mendominasi, dengan pangsa mencapai 84,7 persen dari total ULN. 


“Untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN,” tutup Ramdan. (**) 

Iklan