Site icon KABARSINJAI.COM

Belasan Sapi Warga di Sinjai Mati Mendadak, Dinas Peternakan dan BBvet Maros Turun Ambil Sampel Darah

Foto: Sapi Mati Mendadak milik Warga, di Lingkungan Batu Lappa, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Sabtu (16/11)

KABARSINJAI.COM, Sinjai – Belasan ternak sapi milik warga di Sinjai, Sulawesi Selatan dilaporkan mati mendadak.

Namun hingga saat ini, kematian hewan berkaki empat itu belum dapat dipastikan penyebabnya. 

Terhitung sejak dua pekan terakhir, dari tanggal 4 hingga 16 November 2019, sudah tercatat 13 ekor sapi milik warga yang dilaporkan mati mendadak.

Ke 13 ekor sapi tersebut umumnya berumur empat  sampai lima bulan dengan lokasi kejadian di Lingkungan Batu Lappa, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur.

Menyikapi hal ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan) Kabupaten Sinjai bersama petugas dari Balai Besar Veteriner (BBvet) Maros menyisir sejumlah kandang sapi milik warga di lokasi kejadian.

Petugas mengambil sampel darah dan kotoran sapi untuk selanjutnya diteliti guna mengetahui penyebab pasti kematian belasan ekor sapi milik peternak di wilayah itu.

Bagian Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Dinas Peternakan dan Keswan Sinjai, drh. Vina Viska Febriana membenarkan adanya belasan ekor sapi yang mati mendadak.

Ia menduga, belasan ekor sapi milik warga yang mati tersebut terserang penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau lebih lazim dikenal Penyakit Ngorok.

“Jadi dugaan sementara, semua sapi yang mati itu terserang penyakit SE”, Ujarnya

Meski demikian, pihaknya tetap menunggu hasil uji laboratorium BBvet Maros yang telah turun langsung mengambil sampel darah sapi disejumlah kandang sapi milik warga, termasuk organ dalam bangkai sapi.

“Kita tunggu saja hasilnya, yang jelas jika benar penyakit yang menyerang ternak sapi ini hingga mati, maka masyarakat tidak usah khawatir atau panik”, Jelasnya.

Karena menurutnya penyakit ini dapat diatasi. “Ada beberapa kasus yang sama, setelah diberi vitamin dan anti biotik maka sapi itu bisa sembuh”, Sambung Vina sapaan akrapnya, Jumat (16/11) di lokasi kejadian kepada media ini. 

Sebelumnya, Dinas Peternakan telah melakukan langkah terkait dengan fenomena sapi mati mendadak yang terjadi selama bulan ini.

“Lebih awal kita sudah turun setelah adanya laporan masyarakat dengan melakukan isolasi terhadap ternak sapi yang sakit. Selain memberi multivitamin dan antibiotik dengan cara suntik, kita juga melakukan upaya penyemprotan desinfektan terhadap kandang-kandang sapi milik warga”, Sebutnya.

Kepada masyarakat, Ia berharap jika terjadi gejala penyakit terhadap ternaknya, maka segera melapor kepada petugas peternakan.

“Itu harapan kami, Ishaa Allah, begitu warga melapor kita segera turun. Perlu diketahui bahwa penyakit SE ini, penyakit yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi masyarakat”, Tutupnya. (clk)

Editor / Bahar

Exit mobile version