Site icon KABARSINJAI.COM

Dirasionalisasi, Ini Target PAD Sinjai Ditengah Pandemi Covid-19

Kepala Bapenda Sinjai, Asdar Amal Darmawan

KABARSINJAI.COM, Sinjai, – Pandemi Virus Corona (Covid-19) tidak hanya terasa pada sisi ekonomi dan pendidikan, namun juga berdampak pada pendapatan Asli daerah (PAD) di Kabupaten Sinjai.

Menurut Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sinjai Asdar Amal Darmawan, saat menjadi narasumber dalam Musrembang RKPD 2021 via online di Aula Kantor Bappeda Sinjai, Jumat (17/4/20), dampak pandemi Covid-19 baru terasa di dua pekan terakhir.

“Pada periode Januari-Maret penerimaan pendapatan belum terlalu ada efeknya dari covid-19 karena sudah terealisasi 28, namun dua minggu terakhir ini dampaknya sangat terasa bahkan secara umum turun sampai sepertiga dari normalnya”, kata Asdar.

Baca Juga: Omset Menurun Drastis, Pelaku Usaha di Sinjai Menjerit Ditengah Pandemi Covid-19

Sekaitan dengan hal tersebut, kini pihaknya melakukan rasionalisasi PAD hingga berkurang secara kumulatif 9,30 persen dari target sebelumnya, baik dari sisi pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan BUMD dan PAD lainnya.

“Dari target awal kita rencanakan PAD sebesar 100,456 milyar rupiah tetapi dampak dari covid-19 ini maka kita lakukan rasionalisasi hingga turun 9,30 persen atau menjadi 91,089 milyar rupiah”, ungkapnya.

Rasionalisasi ini juga berdasar pada Surat Keputusan Bersama (SKB) menteri Keuangan dan Mendagri. Selain melakulan rasionalisasi belanja, juga dilakukan rasionalisasi pendapatan akibat dari covid-19 ini.

“Semua struktur pendapatan dilakuan rasionalisasi baik itu pendapatan transfer dana daerah, Pendapan Asli Daerah maupun pendapatan lain-lain yang sah”, jelasnya.

Baca Juga: PMD Sinjai: Dana Desa Bisa Digunakan Pencegahan Covid-19

Mantan Kepala Balitbangda ini mengungkapkan bahwa terkhusus Pendapatan Asli Daerah, pihaknya bersama seluruh Perangkat Daerah pengelola PAD telah mendiskusikan bersama terkait rasionalisasi ini.

Diketahui, total target Pendapatan APBD Sinjai Tahun 2020 sebesar Rp1,164 triliun. (And)

Editor/Andis

Exit mobile version