KABARSINJAI.COM, Sinjai, – Ternak sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK) akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Tak terkecuali di Kabupaten Sinjai.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai, H. Burhanuddin, mengatakan pemberian bantuan dari pemerintah ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap para peternak. Nilainya sebesar Rp. 10 juta.
Hanya saja kata dia, mereka yang mendapatkan bantuan itu diperuntukkan bagi Sapi positif PMK dan bersedia dimusnahkan dengan cara dipotong secara bersyarat. Bantuan itu kata dia, tidak termasuk sapi yang mati karena PMK.
“Kalau bersedia dipotong bersyarat maka akan diberikan bantuan Rp. 10 juta dari Pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pertanian tapi kalau mati karena PMK itu tidak ditanggung pemerintah,” kata Burhanuddin, Kamis (4/8).
Baca juga: Bupati ASA Terima Kunjungan Konjen Australia, Bahas Peluang Kerja Sama
Pemotongan bersyarat dilakukan untuk menghentikan penularan PMK terhadap ternak lainnya. Bersyarat maksudnya ada beberapa hal yang harus dipatuhi peternak, yakni hanya daging murni yang dapat di konsumsi. Sedangkan jeroan serta tulang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi.
“Itu sesuai dengan standar prosedur penanganan PMK yang telah dikeluarkan Kementerian Pertanian. Pemotongan bersyarat seperti itu,” sambungnya.
Dari data DPKH Sinjai, saat ini jumlah sapi yang terkonfirmasi positif PMK sebanyak 30 ekor. 15 diantaranya telah dilakukan pemusnahan dengan cara dipotong bersyarat.
“Itu sudah kami lakukan, khususnya di dua kecamatan yang kita temukan kasus PMK,” tambahnya.
Kini pihaknya terus melakukan edukasi kepada peternak sapi di Kabupaten Sinjai. Termasuk pencegahan terhadap wabah PMK terhadap ternak dengan memperketat pengawasan lalu lintas ternak.
Baca juga: Biro Rena Polda Sulsel Berkunjung, Polres Sinjai Menuju Zona Integritas Bebas Korupsi
Burhanuddin mengimbau kepada seluruh masyarakat Sinjai, khususnya peternak agar melaporkan ketika ada sapi yang sakit dan terindentifikasi wabah PMK.
“Petugas kami saat ini masih terus melakukan sosialisasi ke peternak untuk mengindentifikasi awal jika ada sapi sakit. Kepada peternak, laporkan ke kami supaya bisa kita lokalisir segera,” jelasnya. (Tim)