KABARSINJAI.COM, Sinjai, – Pemerintah Kabupaten Sinjai menyiapkan satu terobosan baru untuk mengikuti acara Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XXI Tahun 2019 di Provinsi Bengkulu pada September mendatang.
Adalah alat penyulingan sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Alat BUMDes Pattongko, Kecamatan Sinjai Tengah, ini pun telah di uji coba, Kamis (29/08/19)
Hasilnya mencengangkan, dari 3 Kilogram bahan baku sampah plastik yang dimasukkan ke alat penyulingan generasi ketiga tersebut, mampu menghasilkan 2 setengah botol BBM yang terbagi atas Solar 1 botol, Minyak tanah 1 botol dan Bensin 1/2 botol.
Turut hadir menyaksikan uji coba alat tersebut Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sinjai Arifuddin, Sekretaris Kominfo dan Perdandian, Dr Masyur, Kabag Humas Setdakab Sinjai Tamzil Binawan, perwakilan Disperindag dan ESDM Sinjai, Balitbangda Sinjai serta perwakilan Camat Sinjai Tengah.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sinjai, Haeruddin yang menyaksikan langsung uji coba ini mengaku akan mendorong alat penyulingan sampah plastik masuk dalam bursa TTG tingkat Nasional pada 21-25 September 2019.
Baca Juga: Operasi Ternak Liar, Satpol PP Amankan Belasan Ekor Kambing di Sinjai
Menurutnya, ini peluang besar untuk mengenalkan dan memasarkan hasil karya masyarakat Sinjai sehingga kedepan hasil produksi yang dihasilkan alat penyulingan lebih baik lagi.
“Mungkin besok atau lusa alatnya akan kita bawa ke Makassar untuk di kirim ke Bengkulu karena kita juga sudah memesan satu Boot untuk Sinjai di TTG Bengkulu,” ujarnya.
Sementara itu, Muh Asrul perakit alat penyulingan sampah plastik menjadi BBM menuturkan jika awal pembuatan alat itu dari salah seorang rekannya bernama Sirman.
“Jadi ini produksi ketiga yang saya buat, sempat saya tanya teman kalau mau bagus harus pakai besi stainless dan akhirnya terwujud,” ungkapnya.
Berkat ketekunan mengembangkan dan menyempurnakan alat tersebut, terbukti hasil dari penyulingan limbah sampah plastik mampu menghidupkan mesin motor 4 tak.
“Mesin motor pak menyala (hidup) dengan BBM hasil penyulingan dan bisa dipakai sebagai minyak penerangan dan sebagainya,” sambungnya.
Baca Juga: Pasca Insiden Pemukulan di Puskesmas Mannanti, Polisi Jamin Keamanan Petugas Kesehatan
Untuk memproduksi BBM jenis Solar, Minyak Tanah dan Bensin, Asrul menambahkan butuh waktu sekitar satu setengah jam sekali penyulingan.
“Kalau mau bagus kualitasnya harus pelan-pelan dengan pembakaran api sedang,” jelasnya.
Selain alat penyulingan, yang menarik adalah kompor yang dirakit sedemikian rupa dengan bahan bakar limbah oli bekas dibantu sebuah blower. Total biaya pembuatan satu paket alat tersebut mulai dari kompor hingga alat penyulingan, kata Asrul dikisaran Rp27 juta. (Tim)
Editor/Bahar