KABARSINJAI.COM, – Rencana penghapusan Ujian Nasional (UN) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, disambut positif sejumlah guru atau para pendidik. Mereka menilai, Assessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter sebagai pegantinya akan jauh lebih baik.
“Tentunya apa yang menjadi keputusan Pak Menteri ini telah melalui kajian, baik strategis maupun kebutuhan anak sehingga baik untuk kebaikan dunia pendidikan,” ucap Rose Rini, pengajar di sekolah Marie Joseph, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (11/12/2019).
Dikatakannya, pengukuran yang berdasarkan literasi sebagai pengganti UN tersebut jauh lebih nyata bagi siswa untuk dapat menerapkan apa yang dipelajarinya selama ini. “Sehingga siswa tidak hanya sekadar baca dan menghafal, seperti yang banyak terjadi pada siswa sekarang ini,” ujarnya.
Dalam hal survei karakter, Rose juga melihat bahwa hal tersebut lebih pada pendidikan membangun suasana. Tak hanya itu, melalui penguatan karakter ini tentunya dapat membentuk pribadi siswa agar menjadi lebih baik dan siap bersaing di era yang sangat global dengan caranya yang lebih kontekstual.
Tanggapan serupa juga diungkapkan Ratna Suminar, Kepala Sekolah SDN Cideng 07, Gambir, Jakarta Pusat. Menurutnya, rencana penghapusan UN oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dirasa sangat tepat.
Pasalnya, kata Ratna, UN sendiri dinilai tidak efektif karena terkadang memang banyak siswa yang gugup pada saat hari pelaksanaan. Sehingga pada nilai harian, siswa mendapat nilai tinggi, tapi pada saat ujian karena tidak bisa percaya diri atau gugup tersebut mengakibatkan nilainya jatuh.
“Selain itu dalam segi efisiensi anggaran, ini dapat meminimalisir . Dan anggaran yang ada pun bisa dialokasikan ke siswa, juga siswa-siswa yang mempunyai bakat tertentu,” jelasnya. (deny/ys)
Sumner / Poskotanews.com
Editor / Bahar