KABARSINJAI.COM, Sinjai, – “Papi Limbap” menjadi salah satu peserta kompetisi inovasi pelayanan publik tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2022.
Inovasi akronim dari “Pakan Ternak dari Limbah Batang Pisang” ini kemudian mengikuti verifikasi lapangan (Verlap) ke salah satu kelompok tani di Kelurahan Mannanti, Kecamatan Tellulimpoe, Rabu (23/3/2022)
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sinjai, H. Burhanuddin, mengatakan inovasi itu lahir sebagai solusi permasalahan pakan ternak yang kerap kali sulit ditemui pada musim kemarau, dan para peternak hanya bergantung pada jerami sebagai pakan bagi ternaknya.
“Makanya teman-teman mencoba menggali potensi pakan ternak dari limbah batang pisang. Biasanya batang pisang yang sudah dipanen tidak termanfaatkan dan menjadi limbah sehingga menimbulkan masalah bagi tanaman. Itulah yang dicoba untuk diolah menjadi pakan ternak,” ujarnya.
Baca juga: Pemuda Asal Sinjai Utara Pasrah, Sabu Ditangannya Jadi Barang Bukti Polisi
Untuk proses pengolahan pakan ternak ini, H. Burhanuddin menjelaskan bahwa batang pisang terlebih dahulu harus dicacah, kemudian dicampur dengan dedak dan bakteri.
“Bakteri itu dapat meningkatkan kandungan gizi dalam batang pisang sehingga inilah yang akan difermentasikan dengan limbah batang pisang dan prosesnya hanya butuh waktu 24 jam saja, sudah dapat dijadikan sebagai pakan,” jelasnya.
Penerapan inovasi Papi Limbap ini dikatakan Kadis DPKH Sinjai, telah tersebar di 400 Kelompok Tani yang ada di Kabupaten Sinjai.
“Manfaat dari adanya inovasi ini, kita bisa mempertahankan pertumbuhan sapi, karena biasanya kalau musim kemarau itu, sapi menjadi kurus karena tidak tersedia pakan. Kita tidak perlu lagi khawatir sapi menjadi kurus karena sepanjang tahun, produktivitas pakan dari batang pisang ini bisa bertahan,” pungkasnya.
Selain itu, inovasi Papi Limbap juga berdampak pada peningkatan perekonomian, khususnya bagi para peternak sapi di Kabupaten Sinjai.
Sementara itu salah seorang tim penilai, Sarwan mengaku baru pertama kali menemukan inovasi yang memanfaatkan limbah batang pisang sebagai pakan ternak sapi. Bahkan ia mengaku selama menjadi tim panelis, dirinya belum pernah menemukan inovasi serupa di daerah lain.
“Semenjak saya jadi panelis, kami baru pertama kali menemukan inovasi ini. Saya menilai ini sangat bagus karena dapat memanfaatkan limbah batang pisang yang banyak potensinya dibandingkan dengan jerami,” ungkapnya.
Baca juga: Bupati ASA Bantu Bayi Penderita Kelainan Jantung Bawaan Sebelum Berobat ke Jakarta
Selain mudah ditemukan kata Sarwan, Papi Limbap ini mempunyai dampak positif yang banyak. Jika limbah batang pisang tidak termanfaatkan, akan berdampak pada kerusakan lingkungan maupun tanaman di sekitarnya.
Kemudian tingkat berat sapi dengan memakan pakan dari limbah batang pisang dinilai dapat mencukupi standar gizi, sehingga menimbulkan efek peningkatan perekonomian bagi peternak. Sebab akan berdampak pada nilai jual sapi yang tinggi.
“Saya kira ini nilai tambahnya karena bisa memanfaatkan limbah batang pisang yang terbuang. Ini yang kita harusnya munculkan di tingkat nasional. Mudah-mudahan bisa menjadi top 30 inovasi pelayanan publik,” tandas Sarwan.
Dalam pelaksanaan verifikasi lapangan inovasi Papi Limbap ini, turut dihadiri Camat Tellulimpoe, A. Saoraja Arie Lesmana dan Lurah Mannanti, Amiluddin. (Tim)