OPINI: Masyarakat Jangan Terjebak dalam Informasi yang Belum Dapat Dipastikan Kebenarannya

KABARSINJAI.COM, Opini, – Pesatnya perkembangan teknologi dari masa ke masa mempengaruhi masyarakat dalam mengelola informasi. Akses digital yang mampu menembus batas ruang dan waktu memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendapat informasi dari seluruh penjuru dunia, bahkan hanya dalam hitungan detik.

Seakan menegaskan bahwa hal tersebut sudah menjadi kebutuhan, akses digital membuat informasi yang diterima masyarakat begitu melimpah, baik didapat dari internet, media sosial, maupun media digital lain.

Pada akhirnya, masyarakat dihadapkan dengan sebuah fenomena yang disebut sebagai ledakan informasi (information explotion), yakni keadaan yang mana informasi begitu melimpah hingga sulit dikendalikan.

Tanpa disadari, ledakan informasi tersebut memiliki dampak buruk bagi masyarakat yang tak awas dalam menelaah informasi yang diterima. Kemampuan literasi yang tak memadai, khususnya membaca dan memilah informasi, dapat membuat “masyarakat terjebak dalam informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya”.

BACA JUGA: Bupati ASA Jajal Kemampuan Menembaknya di Kejuaraan Kapolda Sulsel Cup IX

Ironisnya, minat membaca yang rendah ini berbanding terbalik dengan penggunaan internet dan media sosial, yang jumlahnya justru sangat signifikan. Aktif menggunakan smartphone menjadi salah satu pemicu lonjakan penggunaan internet dan sosial media di Indonesia.

Data pada Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Sinjai per Juni 2020 sampai dengan Januari 2021, penggunaan internet di Kabupaten Sinjai sangat tinggi. Kondisi ini tak lain didorong oleh banyaknya jumlah penggunaan smartphone yang mencapai 81,28 % dan individu yang mengakses internet 69,34% dari jumlah penduduk Kabupaten Sinjai 268,678 jiwa sex rasio laki-laki 133.127 jiwa dan perempuan 135.551.

Timpangnya tingkat literasi membaca dengan keaktifan bermedia sosial menjadi salah satu alasan mengapa banyak masyarakat masih mudah termakan hoaks. Banyak pihak tak bertanggung jawab memanfaatkan situasi tersebut untuk terus menyebarkan berita bohong hingga ujaran kebencian di media sosial.

BACA JUGA: Perluas Kerjasama, IAIM Sinjai Teken MoU dengan 2 Universitas di Jawa Tengah

Masyarakat pun menjadi mudah terprovokasi oleh informasi yang disajikan, terlebih lagi jika hanya berpaku kepada judul dan sebagian kecil dari informasi yang diterima. Lantaran tidak membaca secara tuntas, informasi yang diterima menjadi tidak utuh dan menyeluruh. Inilah mengapa berita hoaks semakin merajalela di kalangan pembaca. Tak hanya saat situasi politik, berita hoaks dan hate speech juga kerap terjadi saat situasi bencana.

Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Sinjai mengajak masyarakat untuk membudayakan membaca informasi secara tuntas sehingga pemahaman yang diterima menjadi utuh dan menyeluruh. Dengan demikian masyarakat diharapkan dapat membentengi diri dari informasi yng bersifat provokatif maupun informasi yang tidak benar.

Penulis: Asmawati
Kasi Statistik Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Sinjai