Kabarsinjai.com – Sungguh miris nasib kakek tua Joja (60) tinggal di gubuk seluas dua kali dua meter dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Ia terpaksa tinggal di gubuk yang beratap terpal, berlantai tanah pasca rumahnya kebakaran.
Menurut Bahri Kepala Dusun Tapilassa Desa Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah, sejak terbakarnya rumah Joja (60) 4 bulan yang lalu, ia terpaksa menjalani hari-harinya didalam gubuk dengan kondisi serba terbatas, tanpa bantuan pemerintah Kabupaten Sinjai.
Prihatin akan kondisi warganya, kepala Dusun, Bahri berswadaya dengan masyarakat setempat guna membangun rumah panggung seluas tiga kali empat meter.
” Kami prihatin akan kondisi kakek yang tinggal di lereng bukit, sehingga kami (warga) berswadaya menyumbangkan tiang dan papan, karena kami khawatir kakek Joja (60) jatuh sakit, dia tetap tinggal di Gubuk yang tak layak huni itu,” jelasnya.
Lanjut Bahri berharap, agar kiranya ada bantuan dari pemerintah atau dari pihak-pihak yang dermawan, karena untuk kebutuhan seperti atap, saat ini masih menggunakan terpal.
Kakek Joja merupakan satu potret warga miskin di Kabupaten Sinjai yang tidak kebagian bantuan pemerintah, bahkan di saat kakek Joja (60) kehilangan rumah serta harta benda, kakek Joja (60) pun masih luput dari perhatian pemerintah.
A. MIRZA/HIRMAN.