Puluhan Ribu Pengguna Android Tidak Sadar Ponselnya sedang Dimatai-matai

KABARSINJAI.COM, Sinjai –  Ada kabar buruk bagi pengguna Android. Berdasarkan laporan Kaspersky Lab, tercatat sebanyak 58.000 perangkat Android terjangkit virus yang mengandung malware mata-mata atau disebut stalkerware. Apa itu?

Stalkerware adalah software jahat yang memungkinkan teman, pacar, keluarga atau bahkan rekan kerja punya akses terhadap smartphone milikmu tanpa izin. Bukan tidak mungkin akses tersebut digunakan untuk tindakan kriminal.

Parahnya, 35.000 di antara pengguna Android tidak mengetahui bahwa ponselnya telah dimata-matai hingga akhirnya mereka menginstal aplikasi anti virus Kapersksy yang memberikan notifikasi bahwa smartphone mereka terkena infeksi stalkerware.

Stalkerware juga dikenal dengan nama spouseware atau ‘legal spyware’, istilah yang digunakan untuk mendefinisikan spesifikasi malware mata-mata sesuai jenisnya. Biasanya aplikasi yang mengandung software ini dijual di toko aplikasi secara legal oleh perusahaan untuk berbagai hal, seperti memantau aktivitas anak di smartphone atau nge-stalk pasangan sendiri.

Beberapa aplikasi memang didesain untuk tujuan yang wajar. Oleh karena itu, aplikasi yang tidak mengandung stalkerware biasanya bakal memberitahu pihak terkait bahwa dirinya sedang dipantau.

Karena tujuannya untuk memata-matai, memang lebih banyak aplikasi mata-mata yang tidak memberitahu pengguna ponsel bahwa dirinya sedang diawasi diam-diam.

Sementara stalkerware baru teridentifikasi pada perangkat android menurut laporan Kaspersky, tidak menutup kemungkinan bahwa virus ini juga bisa menyerang perangkat iOS, macOS, Windows, dan Linux.

Adapun beberapa aplikasi yang pernah tercatat punya stalkerware di dalamnya ialah Retina (X), FlexiSpy, Mobistealth, Spy Master Pro, SpyHuman, Spyfone, TheTruthSpy, Family Orbit, mSpy, Copy9 dan Xnore.

Biasanya aplikasi itu digunakan orang-orang untuk nge-stalk pacar, atau bos yang melakukan monitoring kepada karyawannya atau orang tua kepada anak-anaknya. 

Dengan aplikasi tersebut, stalker bisa punya akses terhadap aktivitas di smartphone, termasuk foto di galeri hingga pesan pribadi.

Lebih parahnya, malware ini tidak hanya membuka akses data korban stalker kepada pengintai saja. Tapi, malware itu juga bisa menjadi ladang tambang data bagi perusahaan pengembang bahkan bisa diakses seluruh jagat maya jika terjadi kebocoran data.

Malware yang telah terdeteksi oleh antivirus bisa sesegera mungkin dihapus dari perangkat. Bahkan saat aplikasi ketahuan memata-matai pengguna tanpa pemberitahuan biasanya akan langsung diblokir dari toko aplikasi.

Dalam sebuah keterangan, Kaspersky mengatakan kalau platform antivirusnya bakal lebih transparan soal aplikasi dengan fungsi yang bersifat memata-matai. 

“Tidak perlu membuktikan apa efek negatif dari malware mata-mata yang beredar, yang dari konsep awalnya saja sudah benar-benar tidak etis,” tulis Kaspersky, dalam sebuah keterangan.

“Dari semua temuan di atas, kebanyakan vendor keamanan siber masih belum bisa mendeteksi ancaman berbahaya dari malware mata-mata karena posisi mereka yang sebenarnya legal untuk dikomersialkan,” lanjutnya.

Bersama dengan pengumuman laporan ini, Kaspersky berencana untuk mengembangkan  alat yang bisa memberitahu pengguna  android ketika perangkatnya dimata-matai. Dengan fitur tersebut, pengguna bisa lebih waspada terhadap bahaya pengintaian yang tidak mereka ketahui sama sekali. (Sumber Kumparan.com)

Editor / Bahar