KABARSINJAI – Rapat berujung ricuh terjadi di Desa Bonto Tangnga, Kecamatan Sinjai Borong, Senin 4 Maret 2024. Informasi yang berhasil dihimpun penyebab ricuhnya rapat tersebut, lantaran pemecatan aparat desa yang dilakukan Kepala Desa (Kades) Bonto Tangga, Bahtiar kepada RT dan RW.
Awal mula kejadian rusuh itu terjadi saat seorang A. Jufriadi seorang pemuda mempertanyakan alasan Kades memecat Firman selaku RT dan Ahmad selaku RW. Namun rupanya sang Kades menjawab pertanyaan tersebut dengan melontarkan nada tinggi.
“Ikofa Adi mancaji (Nanti Kamu Ad Jadi) Kepala Desa baru angkat Ahmad jadi RW kamu,” ucap Kepala Desa dengan nada kental Bugis nya yang ditirukan Adi sapaan akrabnya.
Mendengar jawaban Bahtiar membuat kelompok pemuda tersebut terkejut. Pasalnya Kades menunjukkan sikap arogan terhadap masyarakatnya yang hendak mengklarifikasi permasalahan tersebut.
Namun meski begitu, lagi-lagi seorang pemuda bernama Made menyampaikan Kades bahwa jawaban yang dilontarkan itu merupakan bukan jawaban yang dapat menyelesaikan masalah.
“Bukan jawaban seperti itu yang kita minta Pak. Apalagi kita ini kepala desa,” tutur Made.
Mendengar pertanyaan pemuda tersebut, tiga orang terdekat sang Kades geram situasi pun berubah gaduh, mereka tiga orang terdekat Kades masing-masing diketahui bernama Bosying, Tuo dan Samsir yang merupakan Kepala Dusun Pattiroang langsung mengamuk. Bahkan salah satunya, yakni Tuo hendak melemparkan kursi ke pemuda Made.
Kemudian Made diamankan, sementara Bosying dan si Kadus hendak menyerang peserta rapat. Salah seorang peserta rapat bernama A.jufriadi mengarahkan Kades, ia meminta agar forum diamankan.
Namun situasi pun tak sesuai yang diharapkan dalam mencapai mufakat. Lagi-lagi Kades dan adiknya bernama Alim tersulut emosi, keduanya menghampiri Adi sembari adik Kades tersebut mengangkat kerah baju lalu mencekik leher Adi menyebabkan luka goresan kuku di leher.
Insiden ini didiga buntut karena perbedaan pilihan hingga kades memecat aparatnya secara tidak hormat.
Sementara itu, Kepala Desa Bonto Tangga Bahtiar, yang dikonfirmasi, berdalih tidak pernah mencekik leher pemuda Adi seperti yang dinarasikan, iya mengaku jika insiden di rapat itu hanya sebatas spontanitas.
“Jadi tidak ada yang mencekik, jika ada goresan itu tidak lebih kepada insiden spontanitas saat hendak mengamankan situasi di forum itu,” ungkap Bahtiar, yang dihubungi awak media, Selasa (5/3) siang.
Bahtiar juga mengaku, menerima dengan baik apa yang di sampaikan oleh pemuda dalam rapat itu, sembari menjelaskan jika pemberhentian RT dan RW itu lantaran memang masa SK nya telah berakhir pada akhir tahun.
Terpisah, Kapolsek Sinjai Borong, Sasmito juga membenarkan adanya laporan dari Warga Bonto Tangnga yang menjadi korban dalam insiden pada rapat di Aula Kantor Desa Bonto Tangnga tersebut.
“Iya betul ada laporannya, sementara ini kita sudah mengklarifikasi beberapa saksi, kita berharap ini bisa selesai secara kekeluargaan,” kuncinya. (*)