Reses di Desa Terjauh, Ini Daftar Aspirasi yang Diterima Fachriandi Matoa

KABARSINJAI.COM, Sinjai, – Pelaksanaan reses masa sidang II tahun 2020-2021 oleh Anggota DPRD Sinjai Fachriandi Matoa (FM) diawali di salah satu Desa terjauh dari ibukota Kabupaten Sinjai yakni di Desa Turungan Baji Kecamatan Sinjai Barat, Selasa (16/2/2021)

Dalam reses tersebut, FM memulainya dengan mengedukasikan warga terkait pentingnya penerapan protokol kesehatan (Prokes) setiap aktifitas warga diantaranya rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak dan memakai masker serta senantiasa saling mengingatkan dalam menjaga kesehatan termasuk kebugaran tubuh.

“Kita petani maupun ibu rumah tangga tidak perlu khawatir dengan mendapatkan kebugaran tubuh karena setiap hari kita selalu bergerak dalam mengolah lahan-lahan pertanian kita”, ucap Legislator Gerindra ini.

Pada kesempatan reses kali ini, FM juga menyempatkan mensosialisasikan dan memberi pemahaman terkait program vaksinasi yang sedang digalakkan Pemerintah sebagai upaya penanganan covid-19.

BACA JUGA: Perjuangkan Kesejahteraan Nelayan, Bupati ASA Temui Menteri KKP RI

Reses yang dilakukan di salah satu rumah warga (Kampong Tonasa) Sapri, ini juga FM bertemu warga dimasa kampanye pileg 2019 kemarin.

“Karena itulah, hari ini saya kembali mengunjungi rumah ini, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan amanah yang diberikan warga, sebab reses adalah pertanggungang jawaban moral dan politis Anggota Dewan kepada konstituennya”, sambungnya.

Sejumlah pengaduan dan harapan keinginan warga disampaikan diantaranya, penuntasan akses jalan penghubung antar Kecamatan maupun ke Ibukota Sinjai yang ada di Dusun Soppeng menuju Kecamatan Bulupoddo maupun jalan penghubung ke Kecamatan Sinjai Tengah di Dusun Kampala – Passahungang, mengingat seringnya jatuh/longsor badan jalan poros Arabika-Bontosalama yang menjadi satu-satunya akses jalan penghubung 3 Desa ke Ibukota Sinjai Barat.

Seperti kondisi saat ini dimana ada titik sepanjang 10 meter yang sejak tahun lalu mengalami longsor dan tersisa hanya separuh dari badan jalan tersebut.

Selain itu, Warga juga mengeluhkan tentang kekurangan air pada persawahan mereka sehingga meminta untuk perbaikan saluran-saluran irigasi yang ada, utamanya saluran irigasi yang ada di Dusun Cakkelembang, juga pembangunan irigasi baru yang ada di Kampong Bulu Lohe.

Ketua BPD, Arman, meminta agar mengingatkan instansi terkait perihal pengembalian atau pelimpahan aset berupa lahan dan lapangan yang dikuasai Pemkab untuk digunakan dalam pengembangan kegiatan kepemudaan dan olahraga yang sebelumnya telah dijanjikan namun belum terealisasi.

Selain aspirasi bidang infrastruktur, warga sangat berharap pembenahan dan perhatian di sektor pertanian, karena dua sektor ini saling berhubungan, baik dalam peningkatan maupun distribusi produksi pertanian, kebutuhan alsintan masih sangat kekurangan, demikian pula pengadaan benih dan bibit, wargapun meminta keseriusan Pemerintah membantu petani dalam budi daya porang, baik bibit dan juga pendampingan terhadap petani.

Tidak hanya itu, Seorang tokoh masyarakat, Mannawi, meminta sosialisasi dan fasilitasi terhadap program KUR Porang, dimana pihak Bank terkesan abai terhadap pengajuan permohonan warga.

Hal menarik yang diusulkan warga adalah pendampingan teknis dan pengadaan peralatan pengolahan pupuk organik dari urin maupun kotoran ternak dalam memenuhi kebutuhan pupuk yang setiap tahun selalu bermasalah dan kekurangan.