KABARSINJAI.COM, Sinjai – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sinjai menyebutkan sebanyak 22.478 jiwa jumlah sementara warga yang belum sejahtera atau miskin di Sinjai hingga Oktober tahun 2018 ini.
Kepala Seksi Statistik BPS Sinjai Hamka Mustafa mengatakan bahwa jumlah tersebut turun sekitar 9,24 persen dari tahun sebelumnya 2017 yang mencapai 22. 250 jiwa warga Sinjai yang tergolong miskin.
Disebut kategori miskin karena warga tersebut memiliki pengeluaran dibawah Rp 250.551 rupiah per bulan per jiwa. ” Bagi warga yang memiliki pengeluaran kebutuhan pokok dibawah jumlah itu maka disebut ia kategori miskin, karena orang Sinjai yang memiliki pendapatan yang baik maka belanja pengeluarannya diatas jumlah tersebut dan masuk sejahtera,” kata Hamka Mustafa, Minggu (11/11/2018).
Jumlah penduduk miskin di Sinjai berkurang 9,24 persen karena tahun ini hasil bumi di Sinjai berhasil dipanen dengan baik, seperti buah cengkih, lada, padi, sayur mayur dan buah-buahan lainnya seperti buah naga.
Sedang pada tahun sebelumnya angka kemiskinan di Sinjai tinggi karena disebebkan kurang hasil bumi yang berhasil. Sebab kesejahtraan warga di daerah itu masih bergantung pada alam secara umum. Sehingga jika musim kurang bagus maka banyak menimbulkan warga jatuh miskin.
Hamka mengungkapkan bahwa angka kemiskinan di Sinjai terbanyak pada Tahun 2013 yakni 24.300 jiwa atau persentase 10,32 persen. Lalu tahun 2014 22,630 jiwa dengan persentase 9,56 persen, Tahun 2016 22.510 jiwa dengan persentase 9,41 persen, Tahun 2017 22,250 jiwa dengan persentase 9,24 persen, Tahun 2015 sebanyak 21.190 jiwa dengan persentase 9,26 persen.
Selain angka kemiskinan butuh penanganan serius juga angka pengangguran tahun 2017 sebanyak 5.362 jiwa atau sekitar 4,53 persen dari total penduduk Sinjai. Jumlah tersebut mulai usia produktif usia 15 ke atas. Jumlah tersebut yang menetap di Sinjai tidak termasuk yang sedang merantau di daerah lain.
Hamka mengatakan bahwa angka pengangguran dan kemiskinan di Sinjai sangat dipengaruhi musim karena masyarakat masih bergantung pada hasil bumi secara umum. Dan diawal tahun ini juga pernah mengalami keterlambatan pendistribusian beras sejahtera untuk warga kurang mampu.
Atas kondisi itu BPS Sinjai merekomendasikan ke Bupati Sinjai A Seto Gadhista Asapa untuk mendorong daya jual beli masyarakat. Rendahnya daya jual masyarakat salah satu penyebabnya angka kemiskinan dan pengangguran terus bertambah.
Selain itu, juga Bupati Seto diharapkan membuat kebijakan kepada pemerintah desa agar menegaskan kepada aparat desa agar memberdayakan masyarakat desa. ” Dalam anggaran desa kan sudah jelas sebagian anggaran dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat untuk merubah taraf khusus warga miskin,” kata Hamka.
Terkait masalah tersebut Bupati Sinjai A Seto Gadhista Asapa sudah memprogramkan dan memuat dalam visi misinya akan menciptakan 1000 lapangan kerja.
Dengan cara tersebut, Seto meyakini warga potensial bisa sejahtera dan peluang usaha makin terbuka untuk mereka. Tidak hanya itu sebanyak 1.256 orang tenaga sukarela kesehatan awal tahun 2019 sudah dapat uang jasa sebagai tenaga medis di Sinjai. Yang sebelumnya hanya digaji dengan belas kasihan.
Sektor lain yang akan digenjot yakni penambahan populasi ternak sapi di Sinjai. Sebab pengembangan sapi merupakan investasi yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani di Sinjai. (*)
Editor / Irawan