KABARSINJAI.COM, – SATRIYO, 47, memang lelaki tak tahu berterima kasih. Sudah diijinkan istrinya poligami, tapi pada akhirnya malah lupa pulang ke rumah.
Soalnya “servis” Ny. Nasiroh, 40, istri mudanya memang mantul habis. Tentu saja Ny. Estuning, 43, tak tahan. Ketimbang setiap hari makan hati, ya sudah pecah kongsih sajalah.
Jarang wanita mengizinkan suaminya poligami. Kalau ada pun pasti lahirnya saja, batinnya dia tak rela cintanya dibagi-bagi macam sembako. Maunya sih, cinta suami itu bisa dimonopoli seperti cengkeh jaman Orde Baru dulu. Tapi begitulah kaum lelaki. Ketika menjadikan seks sebagai panglima, dia pede saja “slendro-pelog” (baca poligami).
Petualang asmara ini salah satunya Satriyo, warga Surabaya. Usia menjelang oversek, masih jelalatan melihat perempuan mulus.
Sampailah kemudian ketemu Nasiroh, yang seksi dan STNK (Setengah Tuwa Ning Kepenak). Tanpa setahu istrinya, Estuning, perempuan itu dinikahi secara siri.
Awalnya Estuning tak tahu suaminya punya channel baru. Tapi begitu anggaran belanja menyusut, lama-lama ketahuan karena sebagian dananya dialokasikan untuk bini keduanya.
Sudah kepalang basah, ketika Nasiroh sudah ngemban (punya anak) langsung saja Satrito melangkah lebih jauh. Ia membawa Nasiroh untuk diperkenalkan ke istrinya di rumah.
Nah Lho, Pak Sat ini kok pede banget begitu? Kira-kira gimana sikap Bu Estu ya? Ngamuk atau malah membuka pintu lebar-lebar untuk istri baru suaminya? Ah yang jelas Pak Sat makin nggak tau diri! Baca sambungannya nanti sore ya, pukul 16:16 teng! (gunarso ts)
Sumber/ poskotanews.com
Editor / Andis