KABARSINJAI.COM, Sinjai, – Jumlah limbah medis yang dihasilkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai terbilang meningkat salam pandemi virus corona (Covid-19).
Jika sebelum pandemi, limbah medis yang dihasilkan RSUD Sinjai hanya dikisaran 50-60 Kg per hari, kini meningkat menjadi 70-80 Kg per hari.
Peningkatan limbah medis yang termasuk Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) itu, merupakan limbah Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan paramedis dalam penanganan dan perawatan pada pasien Covid-19 maupun Pasien dalam pengawasan (PDP).
Menurut Sri Wahyuni salah satu petugas sanitasi RSUD Sinjai, penanganannya limbah medis biasa dan limbah medis Covid-19 dipisahkan sebab limbah medis Covid-19 seperti APD perlu penanganan khusus.
BACA JUGA: Laka Tunggal di Poros Sinjai-Bulukumba, Minibus Nyaris Terjun ke Jurang
“Khusus limbah medis bekas APD Covid-19 rata-rata itu 10-15 kg per hari. Penanganannya itu harus disterilkan melalui cairan disinfektan dulu baru dikemas dalam kantong infeksius”, kata Sri saat ditemui, Rabu (8/7/2020)
Setelah disterilkan dan dikemas, selanjutnya dimasukkan dalam gudang penyimpanan menunggu dijemput oleh pihak ketiga PT Topabiring Trans Logistik selaku pengangkut (transporter) untuk di bawa ke salah satu perusahaan penghancur limbah B3.
Pengangkutan limbah medis tersebut, kata dia tidak dilakukan setiap hari namun dilakukan setiap tiga hari selama sepekan.
BACA JUGA: Bertambah, 3 Warga Sinjai Positif Corona, ini Asalnya
“Pengangkutan limbah B3 tidak setiap hari karena pihak ketiga ini juga melayani berbagai rumah sakit yang ada di Sulsel. Jadi mereka datang kesini setiap tiga hari atau sekali dalam sepekan”, jelasnya.
Sekadar diketahui RSUD Sinjai merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Sulawesi Selatan. (And)
Editor/Andis