KABARSINJAI.COM, Sinjai, – Dugaan adanya oknum kepala Desa (Kades) terpilih di Kabupaten Sinjai positif usai menjalani tes urine ditanggapi sejumlah pihak. Salah satunya, Ketua Gerakan Anti Narkoba dan Psikotropika (Granat) Watampone, Sulawesi Selatan, Syamsuddin Nur.
“Sepanjang ada bukti yang akurat bahwa oknum kades tersebut terbukti positif usai dites urine, tentu dari pihak yang berkompeten harus menindaklanjuti. Bahkan kalau itu benar maka seharusnya pelantikannya ditunda,” kata Syamsuddin saat dihubungi, Jumat malam (27/5) malam.
Kata dia, seorang Kades harus memberi contoh, mengayomi masyarakat. Harusnya mereka menjadi garda terdepan memberantas narkoba diwilayahnya. Tetapi justru dia sendiri yang diduga positif.
“Pihak-pihak terkait yang ada di Kabupaten Sinjai harus menindaklanjuti, seperti Badan Narkotika Kabupaten, bahkan kepolisian juga harus lebih tegas lagi untuk mengusut tuntas hal itu,” tegasnya.
BACA JUGA: Polda Sulsel Beri Sinyal Soal Oknum Kades di Sinjai Diduga Positif Saat Tes Urine
Apalagi, dikatakan Syamsuddin Itu sudah melanggar aturan yang ada. Narkoba merupakan musuh bangsa, semua elemen harus melawan dan memberantas hal tersebut.
“Harusnya pihak-pihak terkait menindaklanjuti kalau memang kebanaran oknum kades terpilih itu positif. BNK sebagai pihak yang dilibatkan dalam tes urine, tentu harus mentaati aturan yang ada dan harus menyampaikan ke khalayak ramai atau publik mengenai hasil tes urine. Kades ini adalah pejabat publik,” katanya menegaskan.
Masih kata Syamsuddin, selain dari pada proses hukum yang harus dilakukan oleh pihak kepolisian, tentu BNK harus menyampaikan secara terang benderang, apakah memang betul oknum kades terpilih itu positif narkotika atau tidak.
“Kalau memang positif dan tidak mau menyampaikan kepada publik buat apa dilakukan tes urine. Ngapain dilakukan, nggak usah?. Tentu kan ada tujuannya melaksanakan tes urine,” sindirnya.
“Tujuannya apa? kalaupun misalnya tidak mau ditindaklanjuti, nggak usah dilakukan. Jadi rekrutmen apapun di Sinjai baik itu misalnya pendaftaran CPNS atau pendaftaran apa saja nggak usah dilakukan tes urine, ngapaian, tujuannya apa sih,” tambahnya.
Syamsuddin berharap, agar hal tersebut menjadi perhatian baik dari pihak BNK maupun dari pihak kepolisian untuk mengungkapnya.l
BACA JUGA: Bupati ASA Sambut Kedatangan Pangdam XIV Hasanuddin di Sinjai
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana, mengaku belum mengetahui secara pasti kronologisnya. Akan tetapi dia menegaskan, jika ada kepala desa yang setelah dicek urinenya positif mengandung apetamin atau metavitamin sudah jelas menggunakan sabu-sabu.
“Intinya apabila pada dirinya ditemukan narkotika bisa diperiksa dan dilakukan penangkapan,” tegas Kompol Komang saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (27/5/2022).
Dia menambahkan bahwa, biasa juga ada yang urinenya positif kalau minum vit lain dan dalam urinenya tidak di ketemukan metavitamin atau apitamin berarti dia mengkomsusi vitamin atau larutan bertenaga seperti kratindaeng dan lain-lain. (Tim/**)