KABARSINJAI.COM, – Para peserta seleksi calon anggota Polri atau kerap disebut Casis (Calon siswa) Polri berguguran di tahap tes pemeriksaan kesehatan (Rikes) awal. Fakta itupun membuat Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Kalsel Kombes Pol dr Erwinn Zainul Hakim prihatin karena persentase kelulusan hanya sekitar 50 persen.
“Ini sedikit memprihatinkan bagi kami, karena memang kita berharap angka ketidaklulusan pada Tes Rikkes Tahap I di bawah 25 persen,” katanya, seperti dilansir Antara, Minggu (28/4).
Tercatat ada 1.449 peserta calon anggota Polri tahun anggaran 2019 di Polda Kalsel. Ketika memasuki rikes tahap I, hanya 841 orang yang memenuhi syarat. Terdiri dari Bintara 778 orang, Akpol 40 orang dan Tamtama 23 orang.
Sedangkan yang harus gugur alias tidak memenuhi syarat mencapai 596 orang, terdiri dari Bintara 529 orang, Akpol 46 orang dan Tamtama 21 orang.
Sehingga jika dilihat dari persentase kelulusan Bintara yang memenuhi syarat hanya 58,98 persen, Akpol 46,51 persen dan Tamtama 52,27 persen.
Erwinn selaku Ketua Tim Rikes mengungkapkan, dari hasil evaluasi banyak peserta belum mempersiapkan diri dengan cukup. Sehingga hal-hal kecil atau kekurangan diri harusnya bisa diperbaiki atau diobati jauh sebelum tes agar dapat memenuhi syarat.
Dia mencontohkan, gigi gingsul di rahang belakang, harusnya dicabut sebulan sebelumnya. Kemudian juga ada telinga kotor tidak pernah dibersihkan, sehingga buntu total.
“Ada juga panu, mungkin karena kurang dirawat dan sebagainya serta beberapa kelainan yang harusnya bisa diobati,” paparnya.
Erwinn melihat, ada juga peserta Casis yang melakukan pengobatan justru sudah mendekati hari tes. Ironisnya, hal itu dilakukan di dokter-dokter yang tak memiliki kompetensi terhadap pemeriksaan kesehatan sesuai standar Polri.
“Contohnya ada yang datang ke dokter akupuntur suntik varises akhirnya menjadi radang. Diketahui peserta diperiksa pada kondisi saat tes, dan bersifat final. Artinya tidak bisa dibandingkan dengan pemeriksaan lain karena kita berdasarkan Perkap Kepolisian,” jelasnya.
Untuk itu, bagi yang berminat mendaftar seleksi berikutnya diimbau untuk kontrol dan berobat di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun yang perlu diingat, ada regulasi dari pimpinan Polri bahwa pelayanan pemeriksaan kesehatan akan dihentikan sejak pendaftaran dimulai.
“Jadi kalau mau kontrol jauh-jauh hari sebelum dibukanya pendaftaran seleksi calon anggota Polri. Termasuk rontgen, pemeriksaan jantung EKG (Elektrokardiogram), dan darah sebagaimana yang akan dijalani pada tes rikes tahap kedua,” pesan Erwinn mengingatkan.
Sehingga ke depannya, peserta yang memenuhi syarat semakin banyak dan Polri akan mendapatkan Casis terbaik dari yang terbaik.
Seleksi calon anggota Polri memegang prinsip BETAH (Bersih Transparan Akuntabel dan Humanis). Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani mengawasi langsung prosesnya.
Bahkan, Divisi Propam Polri juga hadir melakukan pengawasan bersama pengawas internal dan eksternal, sehingga panitia yang dikomando Karo SDM Polda Kalsel Kombes Pol Defrian Donimando tidak bisa bermain-main.
Apalagi sistemnya telah dibuat untuk menutup segala celah potensi kecurangan. Dimana panitia tidak mengetahui nama dan nomor peserta. Hasil tes setiap peserta langsung diinput ke sistem komputer dan diketahui langsung oleh yang bersangkutan untuk melihat kekurangannya bagi yang tidak memenuhi syarat. [eko] Sumber / merdeka.com
Editor / Bahar