KABARSINJAI.COM, Sinjai – Belasan pondok pesantren di Kabupaten Sinjai mengikuti karnaval dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional, Selasa (22/10) pagi.
Dengan mengenakan pakaian muslim, mereka berjalan kaki sambil membentangkan spanduk dengan melintasi beberapa jalan utama dalam Kota Sinjai seperti, Jalan Bayangkara dan Persatuan Raya.
Sebelumnya mereka dilepas secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sinjai, Drs. Akbar sesat setelah upacara Peringatan Hari Santri Nasional di Halaman Kementerian Agama (Kemenag) Sinjai, Jalan Jendral Sudirman.
Kepala Kemenag Sinjai mengatakan peringatan hari santri nasional ini digelar secara serentak diseluruh indonesia bahkan hingga di pelosok desa.
“Jadi semua santri yang ada di Kabupaten Sinjai itu kita libatkan, termasuk yang ada dipelosok desa”, Ujarnya.
Ia berharap melalui kegiatan ini dapat membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa, serta dapat mempererat hubungan silaturahmi sesama santri atau pondok pesantren yang ada di Sinjai.
“Satu hal yang juga patut disyukuri adalah dengan lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang pesantren”, Tuturnya
Menurutnya dengan undang-undang ini memastikan bahwa pesantren tidak hanya mengembangkan fungsi pendidikan saja namun juga mengembangkan fungsi dakwah dan pengabdian masyarakat.
Sementara itu, Sekkab Sinjai dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal termasuk tema yang diusung pada peringatan hari santri nasional tahun ini.
“Tema ini berjenjang sejak 2015 lalu dan tahun ini isu perdamian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian yang merupakan tempat menyemai ajaran islam rahmatanlilalamin”, Jelasnya melalui sambutan Menteri Agama RI yang dibacakan.
Dalam sambutannya dikatakan ada sembilan alasan dari dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai pesantren perdamaian, yakni yang pertama kesadaran harmoni beragama.
Kedua metode mengaji dan mengkaji, ketiga para santri biasa diajarkan untuk khidmah, keempat Pendiidkan kemandirian, kerjasama dan saling membantu dikalangan santri, kelima gerakan komunitas seperti kesenian dam sastra tumbuh subur di pesantren.
“Adapun alasan keenam, lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun skala besar untuk membahas hal-hal remeh sampai yang serius, ketujuh merawat khazanah kearifan lokal, kedelapan prinsip maslahat dan kesembilan penanaman spritual”, Pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Sekkab Sinjai juga menyerahkan penghargaan kepada santri peraih juara tiga pada lomba MQK Tingkat SulSel.
Upacara peringatan Hari Santri Nasional dan Pelepasan Karnaval santri ini juga turut dihadiri Ketua DPRD Sinjai, Pimpinan Forkopimda, Perbankan, seganap Kepala OPD Lingkup Pemkab Siniai dan jajaran kemenag Sinjai.
Acara tersebut berlangsung hikmat. Sekkab Sinjai yang mewakili Bupati hadir dengan mengenakan sarung, begitu dengan tamu dan undangan lainnya. para santri yang mengikuti karnaval juga terlihat antusias. (A/clk)
Editor / Bahar